Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 26 Oktober 2011

Patokan Harga Dasar Rumput Laut Perlu Dikaji

Harga rumput laut yang sangat fluktuatif di sejumlah daerah perlu segera diantisipasi guna melindungi usaha pembudidaya. Untuk itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan meminta pemerintah daerah mengkaji penentuan harga dasar rumput laut.
Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad mengemukakan hal itu saat meresmikan depo rumput laut di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu (26/2).

Fadel mengemukakan, penentuan harga dasar rumput laut diperlukan untuk melindungi pendapatan pembudidaya. Kebutuhan rumput laut untuk pabrik cukup besar, tetapi harga jual di tingkat pembudidaya cenderung naik turun dan memiliki perbedaan cukup tajam di beberapa daerah.

”Cara untuk mencegah anjloknya harga rumput laut di tingkat pembudidaya adalah menetapkan harga dasar,” ujarnya.
Di Parigi Moutong, harga rumput laut kering saat ini Rp 8.500-Rp 9.000 per kg. Dua pekan sebelumnya, harga mencapai Rp 10.000 per kg.
Fadel mengemukakan, penetapan harga dasar rumput laut harus diatur pemerintah daerah dengan menetapkan harga dasar di tingkat lokal. Dengan demikian, usaha rumput laut bisa terus berkembang dan berpotensi menekan angka kemiskinan.

Menanggapi hal itu, Wakil Bupati Parigi Moutong Samsul Rizal Tombolotutu mengemukakan, penentuan harga jual rumput laut bergantung pada tingkat kadar air (rendemen). Semakin tinggi rendemen, harga akan semakin turun.
Meski demikian, pihaknya berjanji segera menetapkan mekanisme harga dasar pembelian rumput laut. Mekanisme e-pasar juga akan diterapkan untuk menjaga stabilisasi harga. Untuk itu disiapkan empat gudang penampung rumput laut.

”Apabila harga jual rumput laut anjlok di bawah standar, e-pasar akan menyerap rumput laut pembudidaya,” ujarnya.
Ia mengakui, harga rumput laut di sejumlah wilayah masih sangat mudah dipermainkan oleh tengkulak, sedangkan pembudidaya tidak memiliki posisi tawar untuk menentukan harga. Musim tanam dan panen rumput laut juga sangat bergantung pada cuaca sehingga kualitas mudah berubah.

Pada tahun 2010, produksi rumput laut basah mencapai 3,082 juta ton atau setara 308.000 ton rumput laut kering. Tahun ini, pemerintah menargetkan produksi rumput laut basah 3,5 juta ton, sedangkan tahun 2014 mencapai 10 juta ton.
Ketua Koperasi Teluk Tomini di Parigi Moutong Darwis Tandi mengungkapkan, para pembudidaya rumput laut kesulitan memasarkan hasil produksinya karena industri pengolahan masih minim tersedia. (LKT)

kompas
Sumber : http://www.indomaritim.com/?p=1235

0 komentar:

Pos

Read more...

Kamis, 20 Oktober 2011

ANALISIS USAHA PENANGKAPAN IKAN LAUT DENGAN ALAT TANGKAP PANCING PRAWAI DASAR (BOTTOM LONG LINE) OLEH NELAYAN DARI KABUPATEN BATANG

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya keuntungan, risiko, efisiensi serta keuntungan dan risiko setelah sistem bagi hasil usaha penangkapan ikan laut dengan alat tangkap pancing prawai dasar (bottom long line) oleh nelayan dari Kabupaten Batang. Metode dasar penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik. Penentuan daerah sampel dilakukan secara sengaja purposive. Responden adalah pemilik kapal (juABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya keuntungan, risiko, efisiensi serta keuntungan dan risiko setelah sistem bagi hasil usaha penangkapan ikan laut dengan alat tangkap pancing prawai dasar (bottom long line) oleh nelayan dari Kabupaten Batang. Metode dasar penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik. Penentuan daerah sampel dilakukan secara sengaja purposive. Responden adalah pemilik kapal (juragan) > 30 GT usaha penangkapan ikan laut yang menggunakan alat tangkap pancing prawai dasar (bottom long line) di Kabupaten Batang. Jumlah responden sebanyak 16 orang. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan pencatatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biaya total yang dikeluarkan selama satu trip penangkapan ikan laut adalah sebesar Rp 76.617.779,84. Penerimaan diperoleh sebesar Rp 138.610.231,25 sehingga keuntungannya sebesar Rp 61.992.451,41. Besarnya nilai koefisien variasi 0,38 dan nilai batas bawah keuntungan adalah Rp 15.457.035,38. Usaha penangkapan ikan laut di Kabupaten Batang yang dijalankan selama ini sudah efisien yang ditunjukkan dengan R/C rasio lebih dari satu yaitu sebesar 1,81 yang berarti setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan mendapatkan penerimaan sebesar 1,81 kali dari biaya yang dikeluarkan. Berdasarkan sistem bagi hasil yang berlaku di daerah penelitian maka diketahui bahwa juragan memperoleh keuntungan sebesar Rp. 28.835.489,90 per trip sehingga mempunyai resiko 0,38 dengan nilai batas keuntungan sebesar Rp. 7.187.521,45. ABK memperoleh keuntungan sebesar Rp. 1.437.836,29 per trip sehingga mempunyai resiko 0,43 dengan nilai batas keuntungan sebesar Rp. 187.980,98. Nahkoda memperoleh keuntungan sebesar Rp. 4.537.458,86 per trip sehingga mempunyai resiko 0,26 dengan nilai batas keuntungan sebesar Rp. 2.210.688,06. Motoris memperoleh keuntungan sebesar Rp. 2.057.760,81 per trip sehingga mempunyai resiko 0,25 dengan nilai batas keuntungan sebesar Rp. 454.149,00. Saran yang dapat diberikan adalah pemilihan pembeli yang lebih selektif, pemberian imbalan kepada ABK ,pemberian subsidi bahan bakar solar serta pengedaran ramalan cuaca dan iklim. ABTRAC SUMMARY The purpose of this research are to find out the profit, risk, efficiency, and the profit and the risk of the profit sharing system from the fish fishing business with bottom long line by the fishermen of Batang Regency. The basic method of this research is analytical descriptive method. The act of determining sample area is intentional purposive. Respondent is the ship owner > 30 GT of sea fish fishing business with bottom long line in Batang Regency. There are 16 respondents. The data used by is data of primary and secondary data. The technical data collection is done by observation, interviewing, and recording. This research shows that the total cost for one fishing trip is Rp. 76,617,779.84. The total revenue is Rp. 138,610,231.25 so the profit is Rp. 61,992,451.41. The value of coefficient variants is 0.38 and the profit limitation is Rp. 15,457,035.38. The sea fish fishing business in Batang Regency efficient enough which is showed R/C the ratio is more than one that is 1.81. It means every one rupiah cost will get profit 1.81 times of cost. According to profit sharing system that apply in research area, the ship owner get profit Rp. 28,835,489.90 per trip so that have risk 0.38 with profit limitation Rp. 7,187,521.45. The ship crew get profit Rp. 1,437,836.29 per trip so that have risk 0,43 with profit limitation Rp. 187.980,98. The ship driver get profit Rp. 4,537,458.86 per trip so that have risk 0.26 with profit limitation Rp. 2,210,688.06. The engineer get profit Rp. 2,057,760.81 per trip so that have risk 0.25 with profit limitation Rp. 454,149.00. The suggestions are choose buyer more selective, retain gift to ship crew, subsidized diesel fuel, modulated weather forecast.
 ragan) > 30 GT usaha penangkapan ikan laut yang menggunakan alat tangkap pancing prawai dasar (bottom long line) di Kabupaten Batang. Jumlah responden sebanyak 16 orang. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan pencatatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biaya total yang dikeluarkan selama satu trip penangkapan ikan laut adalah sebesar Rp 76.617.779,84. Penerimaan diperoleh sebesar Rp 138.610.231,25 sehingga keuntungannya sebesar Rp 61.992.451,41. Besarnya nilai koefisien variasi 0,38 dan nilai batas bawah keuntungan adalah Rp 15.457.035,38. Usaha penangkapan ikan laut di Kabupaten Batang yang dijalankan selama ini sudah efisien yang ditunjukkan dengan R/C rasio lebih dari satu yaitu sebesar 1,81 yang berarti setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan mendapatkan penerimaan sebesar 1,81 kali dari biaya yang dikeluarkan. Berdasarkan sistem bagi hasil yang berlaku di daerah penelitian maka diketahui bahwa juragan memperoleh keuntungan sebesar Rp. 28.835.489,90 per trip sehingga mempunyai resiko 0,38 dengan nilai batas keuntungan sebesar Rp. 7.187.521,45. ABK memperoleh keuntungan sebesar Rp. 1.437.836,29 per trip sehingga mempunyai resiko 0,43 dengan nilai batas keuntungan sebesar Rp. 187.980,98. Nahkoda memperoleh keuntungan sebesar Rp. 4.537.458,86 per trip sehingga mempunyai resiko 0,26 dengan nilai batas keuntungan sebesar Rp. 2.210.688,06. Motoris memperoleh keuntungan sebesar Rp. 2.057.760,81 per trip sehingga mempunyai resiko 0,25 dengan nilai batas keuntungan sebesar Rp. 454.149,00. Saran yang dapat diberikan adalah pemilihan pembeli yang lebih selektif, pemberian imbalan kepada ABK ,pemberian subsidi bahan bakar solar serta pengedaran ramalan cuaca dan iklim. ABTRAC SUMMARY The purpose of this research are to find out the profit, risk, efficiency, and the profit and the risk of the profit sharing system from the fish fishing business with bottom long line by the fishermen of Batang Regency. The basic method of this research is analytical descriptive method. The act of determining sample area is intentional purposive. Respondent is the ship owner > 30 GT of sea fish fishing business with bottom long line in Batang Regency. There are 16 respondents. The data used by is data of primary and secondary data. The technical data collection is done by observation, interviewing, and recording. This research shows that the total cost for one fishing trip is Rp. 76,617,779.84. The total revenue is Rp. 138,610,231.25 so the profit is Rp. 61,992,451.41. The value of coefficient variants is 0.38 and the profit limitation is Rp. 15,457,035.38. The sea fish fishing business in Batang Regency efficient enough which is showed R/C the ratio is more than one that is 1.81. It means eve

Laut

ry one rupiah cost will get profit 1.81 times of cost. According to profit sharing system that apply in research area, the ship owner get profit Rp. 28,835,489.90 per trip so that have risk 0.38 with profit limitation Rp. 7,187,521.45. The ship crew get profit Rp. 1,437,836.29 per trip so that have risk 0,43 with profit limitation Rp. 187.980,98. The ship driver get profit Rp. 4,537,458.86 per trip so that have risk 0.26 with profit limitation Rp. 2,210,688.06. The engineer get profit Rp. 2,057,760.81 per trip so that have risk 0.25 with profit limitation Rp. 454,149.00. The suggestions are choose buyer more selective, retain gift to ship crew, subsidized diesel fuel, modulated weather forecast. 

Read more...

Rabu, 19 Oktober 2011

Ditemukan, Kehidupan Purba di Dasar Laut

OMPAS.com — Beberapa ilmuwan Australia menemukan kehidupan laut prasejarah yang aneh pada ratusan kilometer di bawah Great Barrier Reef.
Hal itu ditemukan ketika digelar misi yang tak pernah dilakukan sebelumnya, yaitu mendokumentasikan spesies yang terancam akibat pemanasan samudra.
Kehidupan purba itu berupa ikan hiu purba, ikan raksasa yang mengandung minyak ikan, kumpulan hewan berkulit keras, dan spesies cumi-cumi primitif dalam tempurung (nautilus) yang ditangkap kamera dari jauh di Osprey Reef.
Pemimpin peneliti Justin Marshall, Kamis (15/7/2010), mengatakan, timnya juga telah menemukan beberapa spesies ikan yang tak dikenal, termasuk "ikan hiu prasejarah enam insang".
Temuan itu berkat penelitian menggunakan kamera khusus yang sensitif terhadap cahaya suram dan dirancang untuk menjaring dasar samudra.
"Sebagian hewan yang telah kami saksikan adalah jenis yang kami perkirakan, sebagian lagi tak kami duga, dan sebagian hewan itu belum kami identifikasi," kata Marshall dari University of Queensland.
"Ada ikan hiu yang benar-benar tidak kami duga, yang mirip false cat shark, yang sungguh-sungguh memiliki sirip belakang yang aneh," kata Marshall sebagaimana dikutip kantor berita Perancis, AFP.
Tim tersebut menggunakan kepala tuna di ujung tongkat untuk menarik perhatian semua hewan itu, yang hidup jauh di bawah jangkauan cahaya.
Marshall mengatakan penelitian tersebut telah jadi makin mendesak akibat tumpahan minyak baru-baru ini yang memengaruhi Great Barrier Reff" yang terdaftar sebagai warisan dunia, dan meningkatnya ancaman terhadap keragaman hayatinya akibat pemanasan dan oksidasi samudra di dunia.
"Salah satu yang ingin kami lakukan dengan meneliti kehidupan di laut dalam ialah menemukan apa yang ada di sana, sebelum kita menghapuskannya," kata Marshall.
"Kami memang tidak mengetahui kehidupan apa yang ada di bawah sana, dan kamera kami sekarang dapat merekam perilaku dan kehidupan di biosfer terbesar Australia, laut dalam tersebut," katanya.
Para ilmuwan sudah memperingatkan bahwa daya tarik areal seluas 345.000 kilometer persegi itu menghadapi ancaman serius karena pemanasan global dan habisnya bahan kimiawi mengancam akan membunuh spesies laut dan mengakibatkan penyebaran penyakit.
Kapal batu bara China Shen Neng 1 mengoyak luka sepanjang tiga meter di terumbu karang tersebut ketika kapal itu kandas sewaktu berusaha mengambil jalan pintas pada 3 April. Akibat peristiwa tersebut, berton-ton minyak tersebar di lahan pembiakan dan suaka alam terkenal itu.
Sebanyak 200.000 liter bahan bakar berat tersembur ke perairan di sebelah selatan terumbu karang tersebut pada Maret, ketika beberapa kapal peti kemas yang dipenuhi pupuk jatuh dari Pacific Adventurer, yang berbendera Hongkong, selama amukan badai. Lambung kapal itu bolong.
Ini peristiwa minyak tumpah terburuk yang pernah dialami Australia. Marshall mengatakan, kamera penelitian sekarang akan dikirim ke Teluk Meksiko, yang menghadapi kebocoran minyak, untuk memantau dampak kebocoran minyak terhadap kehidupan laut di sana. KOMPAS.com

Read more...

Kamis, 13 Oktober 2011

budidaya rumput laut

Kembangkan Budidaya Rumput Laut, Lampung Incar PAD Triliunan Rupiah

Minggu, 03 April 2011 19:29 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG--Pemerintah Propinsi Lampung mencanangkan Gerakan Budidaya Rumput Laut di Lampung Sabtu (2/4). Pencanganan dilakukan dengan pemberian secara simbolis bibit rumput laut serta bantuan dari Menteri Kelautan dan Perikanan Rp 6,1 Miliar.
Pemerintah Lampung optimis, budidaya rumput laut akan menghasilkan PAD (Pendapatan Asli Daeah) Rp 13 Triliun per tahun dan menyerap tenaga kerja hingga 800 ribu orang. ''Potensinya cukup besar. Dari paparannya Prof Rokhmin, budidaya rumput laut bisa menghasilkan PAD Rp 13 Triliun per tahun dan menampung 800 ribu tenaga kerja,'' tandas Gubernur Lampung Sjahroedin ZP.

Rokhmin Dahuri mengungkapkan, rumput laut merupakan budidaya yang paling meyakinkan dan menguntungkan saat ini. Pihaknya memiliki pengalaman yang cukup lama dalam membina masyarakat budidaya rumput laut di Pantai Utara Pulau Jawa. '
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan yang saat ini diminta sebagai konsultan dan staf ahli di bidang kelautan dan perikanan oleh sejumlah gubernur dan bupati ini mengungkapkan, potensi rumput laut di Indonesia sangat besar. ''Terus terang, potensinya sangat besar. Itu pengalaman kami di Jawa,Sulawesi dan daerah lainnya. Satu hektar tambak rumput laut rata-rata menghasilkan Rp 3,5 juta per bulan. Kalau di laut, satu hektar bisa menghasilkan Rp 16 juta per bulan. Jadi, budidaya rumput laut ini benar-benar menjadi alat pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat,'' tandas Rokhmin.

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/bisnis/11/04/03/lj2td5-kembangkan-budidaya-rumput-laut-lampung-incar-pad-triliunan-rupiah

Read more...

Rabu, 12 Oktober 2011

menganalisis laut

Read more...

Minggu, 09 Oktober 2011

menganalisis laut

laut sebagian dari sumber daya manusi(sdm) karena laut juga mepunyai manpaat yang lebih bagi manusia
contoh dari sdm itu trsebut ,ikan,gurita,udang dan masih banyak yang laen nya....
manusia juga bisa mengmbl keuntungn dari laut minsalnya mencari ikan sebagai mata penceharian para manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam sehari-harian mereka.

Read more...

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP