Perairan pantai di kabupaten Bangkalan menjadi bagian penting dari perairan selat Madura. Oleh karena itu, perairan pantai ini menjadi kawasan strategis dalam pengembangan kawasan pesisir, terutama pasca jembatan Suramadu. Pengembangan kawasan pesisir menyebabkan peningkatan pemanfaatan areal pantai, dimungkinkan menimbulkan gangguan terhadap ekosistem dan keseimbangan pantai. Pemanfaatan kawasan pesisir, dengan mengubah ekosistem bakau menjadi areal pertambakan maupun pemukiman, diduga menyebabkan abrasi di kabupaten Bangkalan. Daerah pantai yang memiliki luasan bakau yang rendah memiliki kerentanan relatif tinggi terhadap gelombang dan arus laut yang menyebabkan erosi. Akibatnya, terjadi kemunduran garis pantai (retrogration coast) yang bersifat erosi aktif. Penelitian ini bertujuan untuk memahami perubahan garis pantai, melakukan estimasi perubahan garis pantai dan menganalisa stabilitas garis pantai. Alternatif pengelolaan garis pantai juga dilakukan untuk Kabupaten Bangkalan. Penelitian diawali dengan studi literatur, pengumpulan data (meliputi oseanografi, citra digital, peta rupa bumi, dan peta bathimetri), dan survey lapangan (mengambil data sedimen). Semua data digunakan sebagai input model numerik one-line dan kemudian divalidasi oleh citra satelit dan peta bathimetri. Model didasarkan pada persamaan CERC. Berdasarkan data perubahan garis pantai yang ada dan hasil model numerik, kemudian dilakukan analisa perubahan garis pantai dan alternatif solusinya untuk pengelolaan perubahan garis pantai. Prediksi model menunjukkan ada perubahan garis pantai pada hampir sebagian besar sel, terutama pada sel 96 dan 316. Garis pantai di lokasi penelitian relatif stabil, kecuali di daerah dermaga Kamal dan sekitar Suramadu. Untuk itu, perlu perencanaan yang baik untuk tata ruang dalam pengelolaan garis pantai di Kabupaten Bangkalan.
sumber:http://digilib.its.ac.id/ITS-Master-3100010041353/14346
0 komentar:
Posting Komentar