Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 08 November 2011

menganalisis kerang laut

Banyak yang mengenal mutiara dari jenis kerang mutiara yang umum dibudidaya, namun ternyata masih banyak potensi mutiara yang bisa dihasilkan oleh moluska jenis lain termasuk jenis siput atau gastropod (klik link ini untuk infonya http://www.shanghaigems.com/site/natural-pearls/). Potensi ini memang sangat besar! Sebut saja mutiara dari Strombus gigas atau Melo melo dan dari jenis abalone, Haliotis iris yang terkenal di Selandia Baru. Jangan dulu bicara tentang mutiara 'paua' (paua pearls) yang dihasilkan Haliotis iris karena mutiara ini sudah bisa dibudidayakan. Kita bicara saja tentang siput Melo melo atau Strombus gigas (Queen conch) yang bisa menghasilkan mutiara dengan harga selangit atau mutiara yang dihasilkan oleh begitu banyak anonymous siput. Mengapa mereka hingga saat ini belum juga diupayakan pembudidayaannya? Alasannya sederhana, siput tak sama dengan kerang bivalva. Siput memiliki lobang yang kecil sehingga sangat susah untuk menyisipkan 'sesuatu' yang memancing terbentuknya mutiara seperti pada kerang bivalvia yang umum dibudidaya untuk menghasilkan mutiara. Caranya?.... Inilah yang sementara dilakukan oleh beberapa mahasiswa Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi dalam menyelesaikan tugas akhir mereka dengan berbagai percobaan agar suatu saat mutiara budidaya bisa dihasilkan siput. Tantangannya ternyata bukan bagaimana memasukkan sesuatu lewat lobang yang sempit, tetapi bagaimana memancing tubuh lunak gastropod keluar seperti pada gambar.



© 2011, N. Gustaf F. Mamangkey

Tuesday, September 28, 2010

Ingin jaga kualitas mutiara? Jangan bunuh donornya! But how?

Kualitas mutiara sangat tergantung dari kondisi donor. Donor yang baik dipercaya akan menghasilkan mutiara yang baik pula. Dalamm proses penyisipan inti mutiara, potongan kecil mantel donor akan turut disisipkan dan menempel pada inti yang disisipkan terdahulu. Mantel (disebut juga saibo) inilah yang akan membungkus inti dang menghasilkan lapisan mutiara. Nah, kualitas mutiara (warna, kilau, bentuk mutiara, ukuran, kontur permukaan) dipercaya berasal dari donor yang disisipkan. Sehingga kesalahan pemilihan donor akan berimbas pada kualitas mutiara yang dihasilkan.
Sayang sekali dalam setiap operasi penyisipan inti mutiara, donor harus dibunuh. Dengan demikian, donor yang berperan dalam menghasilkan mutiara kualitas baikpun tak bisa digunakan lagi. Harapannya, apabila donor itu dibiarkan hidup maka kemungkinan penggunaan donor untuk operasi berikutnya terbuka lebar. Sang donor bisa saja dijadikan sebagai brood-stock (induk) untuk menghasilkan anakan kerang donor yang baik.
Salah satu cara untuk mempertahankan donor adalah dengan mencoba penggunaan mantel hasil regenerasi. Mantel hasil regenerasi ini akan menginformasikan donor mana yang bisa dipakai untuk keperluan broodstock. Penelitian yang dilakukan pada Pinctada maxima menghasilkan suatu terobosan baru dalam budidaya mutiara. Ternyata mantel kerang mutiara P. maxima bisa dipotong dan dijadikan saibo tanpa harus membunuh kerangnya. Bagian mantel yang dipotong akan bertumbuh dengan sendirinya dan menutup luka potongan. Bahkan untuk ukuran potongan sebesar 10 x 30 mm akan sembuh total dalam waktu 3 bulan saja. Hasil ini membuka peluang dalam budidaya mutiara untuk mencegah donor dibunuh dan juga sekaligus mengoptimalkan bagian mantel yang dipotong untuk dipakai dalam kegiatan penyisipan inti mutiara. Informasi yang didapatkan dari potongan mantel tersebut akan menjadi dasar bagi pelaku usaha budidaya mutiara untuk memilih donor mana yang berperan aktif pada pembentukan mutiara bernilai tinggi.
Informasi selengkapnya bisa diunduh dari artikel berjudul: Regeneration of excised mantle tissue by the silver-lip pearl oyster, Pinctada maxima (Jameson).

0 komentar:

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP