cumi raksasa
Spesies Cumi Cumi Terbang Berhasil Ditemukan Oleh Seorang Wartawan dan Fotografer
Tentu sudah tahu apa itu Cumi-cumi karena akrab dengan dapur dan tak asing muncul sebagai hidangan lezat. Tapi jarang menemukan hewan laut jenis moluska ini melayang di udara atau terbang beberapa saat meninggalkan habitatnya.
Seperti yang diabadikan Graham Ekins, seorang fotografer Inggris, berhasil memotret Cumi-cumi terbang. Hewan invertebrata atau tanpa tulang belakang ini meloncat dari air laut di perairan Jepang dan beberapa saat terbang di udara. Benar-benar foto langka dan indah.
Makhluk ini menggunakan siripnya berfungsi seperti sayap mengendalikan arah terbang dan melayang. Bahkan menurut pengamatan fotografer tersebut, cumi-cumi ini mampu terbang setinggi 65 kaki atau 20 meter dari permukaan laut.
Graham (60) setelah berhasil mengabadikan Cumi-cumi terbang itu mengatakan, “Saya beruntung” ujar dia dikutip the sun (14/12) waktu setempat.
Cumi-cumi biasa berukuran sekitar 5 cm tapi ada juga yang raksasa di daerah Newfoundland. Cumi yang biasa dikonsumsi manusia adalah jenis Logilo Pealei yang biasa hidup di permukaan laut.
Sedangkan jenis cumi yang bisa terbang, mirip seperti cara ikan terbang biasanya terjadi bila cuaca sedang buruk. Saking ramai cumi terbang kadang terdampar di dek kapal nelayan seolah-olah pasrah.
Pada foto Graham tersebut tampak Cumi sedang melayang di udara, matanya menyala mirip mata manusia tapi tanpa kelopak. Sedangkan semua siripnya merentang berfungsi untuk terbang
Seperti yang diabadikan Graham Ekins, seorang fotografer Inggris, berhasil memotret Cumi-cumi terbang. Hewan invertebrata atau tanpa tulang belakang ini meloncat dari air laut di perairan Jepang dan beberapa saat terbang di udara. Benar-benar foto langka dan indah.
Makhluk ini menggunakan siripnya berfungsi seperti sayap mengendalikan arah terbang dan melayang. Bahkan menurut pengamatan fotografer tersebut, cumi-cumi ini mampu terbang setinggi 65 kaki atau 20 meter dari permukaan laut.
Graham (60) setelah berhasil mengabadikan Cumi-cumi terbang itu mengatakan, “Saya beruntung” ujar dia dikutip the sun (14/12) waktu setempat.
Cumi-cumi biasa berukuran sekitar 5 cm tapi ada juga yang raksasa di daerah Newfoundland. Cumi yang biasa dikonsumsi manusia adalah jenis Logilo Pealei yang biasa hidup di permukaan laut.
Sedangkan jenis cumi yang bisa terbang, mirip seperti cara ikan terbang biasanya terjadi bila cuaca sedang buruk. Saking ramai cumi terbang kadang terdampar di dek kapal nelayan seolah-olah pasrah.
Pada foto Graham tersebut tampak Cumi sedang melayang di udara, matanya menyala mirip mata manusia tapi tanpa kelopak. Sedangkan semua siripnya merentang berfungsi untuk terbang
→ Leave a comment
Cumi Cumi Monster Raksasa Memiliki Mata Sebesar Bola Voli
Sesuai ukuran tubuhnya yang sangat besar, mata cumi-cumi raksasa yang sedang diotopsi bagkainya di Selandia Baru juga demikian. Bahkan, mata cumi-cumi jenis kolosal tersebut mungkin mata hewan terbesar di dunia saat ini.
Betapa tidak, matanya berdiameter 27,5 centimeter atau hampir sebesar bola voli. Lingkaran lensa matanya saja sebesar buah jeruk. Salah satu matanya terlihat masih utuh saat lapisan es yang melindunginya mulai mencair sedikit demi sedikit dalam sebuah tangki penelitian di museum nasional Selandia Baru, Te Papa Tongerawa.
“Ini satu-satunya sampel mata yang utuh dari seekor cumi-cumi kolosal yang pernah ditemukan. Sungguh spektakuler. Ini adalah mata terbesar yang pernah diketahui di sunia hewan,” ujar Kat Bolstad, pakar dari Universitas Teknologi Auckland, salah satu anggota tim ilmuwan yang tengah mempelajari bangkai cumi-cumi “monster” yang ditangkap seorang nelayan tanpa sengaja dari perairan Antartika Kutub Selatan tahun lalu.
Cumi-cumi tersebut merupakan spesimen terbesar spesies Mesonychoteuthis hamiltoni, jenis cumi-cumi raksasa yang masih sangat misterius karena hidup di laut dalam. Saat ditangkap, ukuran tubuhnya lebih dari delapan meter dan berat setengah ton, namun para ilmuwan memperkirakan jenis cumi-cumi ini dapat tumbuh lebih besar hingga 13 meter.
Hanya sedikit informasi mengenai kehidupan cumi-cumi tersebut. Selama ini, cumi-cumi raksasa dikenal sebagai makhluk agresif dan mampu bertahan hidup di kedalaman hingga 2000 meter.
Hasil otopsi yang dilakukan secara intensif sejak Rabu (30/4) menunjukkan bahwa cumi-cumi tersebut berjenis kelamin betina. Dalam kantung ovariumnya juga ditemukan beberapa ribu telur. Hasil otopsi akan menguak anatomi dan rahasia kehidupan cumi-cumi “monster” tersebut.
Betapa tidak, matanya berdiameter 27,5 centimeter atau hampir sebesar bola voli. Lingkaran lensa matanya saja sebesar buah jeruk. Salah satu matanya terlihat masih utuh saat lapisan es yang melindunginya mulai mencair sedikit demi sedikit dalam sebuah tangki penelitian di museum nasional Selandia Baru, Te Papa Tongerawa.
“Ini satu-satunya sampel mata yang utuh dari seekor cumi-cumi kolosal yang pernah ditemukan. Sungguh spektakuler. Ini adalah mata terbesar yang pernah diketahui di sunia hewan,” ujar Kat Bolstad, pakar dari Universitas Teknologi Auckland, salah satu anggota tim ilmuwan yang tengah mempelajari bangkai cumi-cumi “monster” yang ditangkap seorang nelayan tanpa sengaja dari perairan Antartika Kutub Selatan tahun lalu.
Cumi-cumi tersebut merupakan spesimen terbesar spesies Mesonychoteuthis hamiltoni, jenis cumi-cumi raksasa yang masih sangat misterius karena hidup di laut dalam. Saat ditangkap, ukuran tubuhnya lebih dari delapan meter dan berat setengah ton, namun para ilmuwan memperkirakan jenis cumi-cumi ini dapat tumbuh lebih besar hingga 13 meter.
Hanya sedikit informasi mengenai kehidupan cumi-cumi tersebut. Selama ini, cumi-cumi raksasa dikenal sebagai makhluk agresif dan mampu bertahan hidup di kedalaman hingga 2000 meter.
Hasil otopsi yang dilakukan secara intensif sejak Rabu (30/4) menunjukkan bahwa cumi-cumi tersebut berjenis kelamin betina. Dalam kantung ovariumnya juga ditemukan beberapa ribu telur. Hasil otopsi akan menguak anatomi dan rahasia kehidupan cumi-cumi “monster” tersebut.
Cumi Cumi Raksasa Sepanjang 8 Meter Dan Berat 500 Kg Akan Diotopsi
Para ilmuwan kelautan dari Selandia Baru memulai persiapan untuk mengotopsi seekor cumi-cumi raksasa yang ditangkap tahun lalu. Penelitian terhadap cumi-cumi seberat 500 kilogram dan panjang 7,8 meter itu dilakukan untuk mengungkap rahasia salah satu raksasa laut yang masih sangat misterius.
Cumi-cumi tersebut telah dikeluarkan dari kotak es ruang penyimpanannya dan dipindahkan ke dalam tangki berisi larutan garam hari ini. Es juga ditambahkan ke selama tangki agar proses pencairan lambat sehingga bagian tubuh terluar yang masih segar tidak rusak karena keriput.
Setelah mencair seluruhnya, para peneliti akan mempelajari lebih dalam mengenai bentuk anatominya, membedah isi perut dan mulutnya. Sampel jaringan juga akan diambil untuk analisis DNA dan mengidentifikasi jenis kelaminnya. Proses otopsi untuk mengungkap kehidupan cumi-cumi raksasa tersebut rencananya dilakukan mulai Rabu (30/4).
“Jika ternyata diketahui jantan, ini berarti laporan ilmiah pertama mengenai deskripsi jenis jantan dari spesie ini,” ujar Steve O’Shea, pakar cumi-cumi dari Universitas Teknologi Auckland yang akan terlibat dalam penelitian. Cumi-cumi kolosal betina pernah diidentifikasi dari spesimen yang ditemukan tahun 2003. Usai otopsi, bangkai cumi-cumi raksasa tersebut akan dipamerkan dalam tangki berisi formalin 900 liter di sebuah museum di Wellington.
Selama ini, cumi-cumi kolosal banyak diberitakan dari cerita dari mulut ke mulut nelayan. Tak ada seorang pun yang pernah melihatnya lansgung pada habitatanya di perairan dalam.
Seorang nelayan tanpa sengaja menangkap seekor cumi-cumi raksasa itu di lepas pantai Antartika pada Februari 2007 saat mengail ikan gigi Patagonia atau ikan bass Chili. Cumi-cumi tersebut terseret ujung kail dari laut dalam ke permukaan karena memangsa ikan tersebut.
Sadar bahwa hasil tangkapannya sangat bernilai, nelayan tersebut mengambilnya dan menjaga kondisinya di atas kapal. Kemudian, museum nasional Te Papa Tongerawa mengambil alih perawatan setelah dilaporkan.
Spesimen tersebut tercatat sebagai spesies Mesonychoteuthis hamiltoni terbesar yang pernah ditangkap. Cumi-cumi kolosal terbesar sebelumnya yang ditemukan tahun 2003 hanya seberat 330 kilogram dan berjenis kelamin betina. Meski demikain, seekor cumi-cumi kolosal diperkirakan dapat tumbuh hingga 13 meter.
Cumi-cumi tersebut telah dikeluarkan dari kotak es ruang penyimpanannya dan dipindahkan ke dalam tangki berisi larutan garam hari ini. Es juga ditambahkan ke selama tangki agar proses pencairan lambat sehingga bagian tubuh terluar yang masih segar tidak rusak karena keriput.
Setelah mencair seluruhnya, para peneliti akan mempelajari lebih dalam mengenai bentuk anatominya, membedah isi perut dan mulutnya. Sampel jaringan juga akan diambil untuk analisis DNA dan mengidentifikasi jenis kelaminnya. Proses otopsi untuk mengungkap kehidupan cumi-cumi raksasa tersebut rencananya dilakukan mulai Rabu (30/4).
“Jika ternyata diketahui jantan, ini berarti laporan ilmiah pertama mengenai deskripsi jenis jantan dari spesie ini,” ujar Steve O’Shea, pakar cumi-cumi dari Universitas Teknologi Auckland yang akan terlibat dalam penelitian. Cumi-cumi kolosal betina pernah diidentifikasi dari spesimen yang ditemukan tahun 2003. Usai otopsi, bangkai cumi-cumi raksasa tersebut akan dipamerkan dalam tangki berisi formalin 900 liter di sebuah museum di Wellington.
Selama ini, cumi-cumi kolosal banyak diberitakan dari cerita dari mulut ke mulut nelayan. Tak ada seorang pun yang pernah melihatnya lansgung pada habitatanya di perairan dalam.
Seorang nelayan tanpa sengaja menangkap seekor cumi-cumi raksasa itu di lepas pantai Antartika pada Februari 2007 saat mengail ikan gigi Patagonia atau ikan bass Chili. Cumi-cumi tersebut terseret ujung kail dari laut dalam ke permukaan karena memangsa ikan tersebut.
Sadar bahwa hasil tangkapannya sangat bernilai, nelayan tersebut mengambilnya dan menjaga kondisinya di atas kapal. Kemudian, museum nasional Te Papa Tongerawa mengambil alih perawatan setelah dilaporkan.
Spesimen tersebut tercatat sebagai spesies Mesonychoteuthis hamiltoni terbesar yang pernah ditangkap. Cumi-cumi kolosal terbesar sebelumnya yang ditemukan tahun 2003 hanya seberat 330 kilogram dan berjenis kelamin betina. Meski demikain, seekor cumi-cumi kolosal diperkirakan dapat tumbuh hingga 13 meter.
Cumi-cumi Raksasa Seberat 250 Kg Tertangkap Nelayan Australia
Seekor cumi-cumi sepanjang 6 meter tertangkap di Australia. Beratnya juga tak main-main, mencapai 250 kilogram.
Cumi-cumi raksasa tersebut ditangkap para nelayan yang tengah menjaring ikan di pantai tenggara benua paling selatan tersebut. Nahkoda kapal yang bernama Rangi Pene mengatakan bahwa cumi-cumi tersebut telah tewas saat terjerat jaring pada kedalaman 500 meter.
Saat ini cumi-cumi tersebut dikemas dalam kotak penyimpan khusus dan disimpan di ruang pendingin sebuah museum di Portland. Saking besar dan berat ukurannya, untuk mengangkat bangkainya saja dibutuhkan 10 orang.
Paul McCoy, seorang pakar biologi kelautan Australia, mengatakan bangkai cumi-cumi raksasa tersebut akan disimpan sebagai koleksi museum. Analisis yang segera dilakukan akan mengungkap lebih jelas jenis cumi-cumi tersebut, usia, dan mungkin penyebab tewasnya.
Ada beberapa jenis cumi-cumi raksasa yang masih hidup saat ini. Taningia danae adalah jenis cumi-cumi raksasa yang hidup di perairan tropis dan subtropis Lautan Pasifik dan dapat tumbuh hingga 2,3 meter dan berat 61,4 kilogram. Spesies sejenis dari famili Architeuthidae bahkan bisa tumbuh sampai 10 meter.
Sementara cumi-cumi raksasa yang memiliki ukuran terbesar adalah dari jenis cumi-cumi kolosal (Mesonychoteuthis hamiltoni) yang diperkirakan dapat tumbuh hingga 20 meter. Cumi-cumi kolosal yang bangkainya diteliti di Selandia Baru beberapa waktu lalu memiliki mata sebesar bola voli dan lensa mata sebesar buah jeruk.
Cumi-cumi raksasa adalah salah satu makhluk laut yang legendaris dan dikenal sebagai monster laut karena ukurannya. Hewan yang lebih sering terlihat nelayan di lautan lepas juga banyak dikenal sebagai mitos sebagai penyerang agresif yang memiliki tentakel beracun.
Cumi-cumi raksasa tersebut ditangkap para nelayan yang tengah menjaring ikan di pantai tenggara benua paling selatan tersebut. Nahkoda kapal yang bernama Rangi Pene mengatakan bahwa cumi-cumi tersebut telah tewas saat terjerat jaring pada kedalaman 500 meter.
Saat ini cumi-cumi tersebut dikemas dalam kotak penyimpan khusus dan disimpan di ruang pendingin sebuah museum di Portland. Saking besar dan berat ukurannya, untuk mengangkat bangkainya saja dibutuhkan 10 orang.
Paul McCoy, seorang pakar biologi kelautan Australia, mengatakan bangkai cumi-cumi raksasa tersebut akan disimpan sebagai koleksi museum. Analisis yang segera dilakukan akan mengungkap lebih jelas jenis cumi-cumi tersebut, usia, dan mungkin penyebab tewasnya.
Ada beberapa jenis cumi-cumi raksasa yang masih hidup saat ini. Taningia danae adalah jenis cumi-cumi raksasa yang hidup di perairan tropis dan subtropis Lautan Pasifik dan dapat tumbuh hingga 2,3 meter dan berat 61,4 kilogram. Spesies sejenis dari famili Architeuthidae bahkan bisa tumbuh sampai 10 meter.
Sementara cumi-cumi raksasa yang memiliki ukuran terbesar adalah dari jenis cumi-cumi kolosal (Mesonychoteuthis hamiltoni) yang diperkirakan dapat tumbuh hingga 20 meter. Cumi-cumi kolosal yang bangkainya diteliti di Selandia Baru beberapa waktu lalu memiliki mata sebesar bola voli dan lensa mata sebesar buah jeruk.
Cumi-cumi raksasa adalah salah satu makhluk laut yang legendaris dan dikenal sebagai monster laut karena ukurannya. Hewan yang lebih sering terlihat nelayan di lautan lepas juga banyak dikenal sebagai mitos sebagai penyerang agresif yang memiliki tentakel beracun.
Cumi Cumi Alien Memiliki Tentakel Yang Berfungsi Seperti Kaki
Jauh di gelapnya laut pada kedalaman 2,5 kilometer ternyata hidup cumi-cumi yang aneh. Cumi-cumi tersebut pantas disebut alien karena bentuk tubuhnya berbeda dengan cumi-cumi umumnya dan belum pernah ditemukan sebelumnya.
Cumi-cumi yang diperkirakan dari kelompok Magnapinna karena memiliki sirip besar itu memiliki tentakel panjang dan besar yang lebih mirip lengan. Bahkan bentuknya mirip kaki bersiku karena di bagian tengahnya dapat menekuk. Panjang tubuhnya sekitar 7 meter.
Dilihat dari perilakunya, lengan yang dimiliknya mungkin sangat kuat. Sebab, dalam hitungan detik, lengan cumi-cumi yang besar tersebut bergerak layaknya belalai gajah dan kemudian sebagian menekuk layaknya kaki yang bersiku.
Sosok cumi-cumi alien itu direkam kapal selam kecil tanpa awak yang membawa kamera bawah air milik perusahaan minyak Shell pada 11 November lalu di Teluk Meksiko sekitar 320 kilometer dari Houston, Texas, AS.
Video tersebut menunjukkan perlunya perhatian perusahaan penambang minyak untuk peduli terhadap pengaruh operasi dan pengeboran lepas pantai terhadap kehidupan bawah air yang belum banyak terjamah manusia.
Cumi-cumi yang diperkirakan dari kelompok Magnapinna karena memiliki sirip besar itu memiliki tentakel panjang dan besar yang lebih mirip lengan. Bahkan bentuknya mirip kaki bersiku karena di bagian tengahnya dapat menekuk. Panjang tubuhnya sekitar 7 meter.
Dilihat dari perilakunya, lengan yang dimiliknya mungkin sangat kuat. Sebab, dalam hitungan detik, lengan cumi-cumi yang besar tersebut bergerak layaknya belalai gajah dan kemudian sebagian menekuk layaknya kaki yang bersiku.
Sosok cumi-cumi alien itu direkam kapal selam kecil tanpa awak yang membawa kamera bawah air milik perusahaan minyak Shell pada 11 November lalu di Teluk Meksiko sekitar 320 kilometer dari Houston, Texas, AS.
Video tersebut menunjukkan perlunya perhatian perusahaan penambang minyak untuk peduli terhadap pengaruh operasi dan pengeboran lepas pantai terhadap kehidupan bawah air yang belum banyak terjamah manusia.
Cumi Cumi Raksasa Sebesar Hampir 6 Meter Ditangkap Di Meksiko
Para peneliti secara kebetulan mendapati seekor cumi-cumi raksasa sepanjang 5,9 meter tertangkap dalam jaring mereka di pesisir Lousiana, Teluk Meksiko. Temuan hewan langka di lokasi tersebut menunjukkan banyak hal yang tidak kita ketahui mengenai cumi-cumi raksasa.
Cumi-cumi yang baru terjaring itu beratnya mencapai 46,7 kg. Ia tertangkap tanggal 30 Juli dalam jaring trawl pada kedalaman 450 meter di bawah air yang ditarik kapal peneliti. Namun, hewan itu mati karena tidak bisa menyesuaikan diri terhadap perubahan tekanan pada kedalaman air berbeda saat dibawa ke permukaan.
“Saat jaring pukat itu muncul dari air, saya melihat ada sesuatu yang besar di dalamnya, sangat besar,” ujar Anthony Martinez, peneliti mamalia air dari National Oceanic and Atmospheric Administration.
Para peneliti yang sebenarnya sedang meneliti jenis makanan paus sperma itu berniat mengawetkan cumi-cumi yang mereka temukan dan mengirimkannya ke Museum Sejarah Alam Smithsonian untuk diselidiki lebih lanjut.
Cumi-cumi raksasa jarang sekali ditemukan dalam keadaan utuh. Peneliti biasanya hanya menjumpai sisa-sisa tubuhnya dalam perut hewan pemangsanya seperti paus sperma. Hal tersebut menjadikan temuan kali ini sangat berharga karena peneliti bisa mempelajari hewan itu secara lebih lengkap.
Cumi-cumi raksasa bisa mencapai panjang 12 meter dan biasanya ditemukan di laut dalam, seperti di perairan Spanyol dan Selandia Baru. Sebelumnya baru tercatat sekali, yakni pada tahun 1954, seekor cumi-cumi raksasa ditemukan mati terapung di Delta Mississippi, masih di sekitar Teluk Meksiko.
Cumi-cumi yang baru terjaring itu beratnya mencapai 46,7 kg. Ia tertangkap tanggal 30 Juli dalam jaring trawl pada kedalaman 450 meter di bawah air yang ditarik kapal peneliti. Namun, hewan itu mati karena tidak bisa menyesuaikan diri terhadap perubahan tekanan pada kedalaman air berbeda saat dibawa ke permukaan.
“Saat jaring pukat itu muncul dari air, saya melihat ada sesuatu yang besar di dalamnya, sangat besar,” ujar Anthony Martinez, peneliti mamalia air dari National Oceanic and Atmospheric Administration.
Para peneliti yang sebenarnya sedang meneliti jenis makanan paus sperma itu berniat mengawetkan cumi-cumi yang mereka temukan dan mengirimkannya ke Museum Sejarah Alam Smithsonian untuk diselidiki lebih lanjut.
Cumi-cumi raksasa jarang sekali ditemukan dalam keadaan utuh. Peneliti biasanya hanya menjumpai sisa-sisa tubuhnya dalam perut hewan pemangsanya seperti paus sperma. Hal tersebut menjadikan temuan kali ini sangat berharga karena peneliti bisa mempelajari hewan itu secara lebih lengkap.
Cumi-cumi raksasa bisa mencapai panjang 12 meter dan biasanya ditemukan di laut dalam, seperti di perairan Spanyol dan Selandia Baru. Sebelumnya baru tercatat sekali, yakni pada tahun 1954, seekor cumi-cumi raksasa ditemukan mati terapung di Delta Mississippi, masih di sekitar Teluk Meksiko.
Spesies Cumi Cumi Baru Ditemukan Di Samudra Hindia
Para ilmuwan menemukan spesies cumi-cumi baru di Samudra Hindia. Penemuan itu dilaporkan oleh International Union for the Conservation Nature, Senin (15/11/2010). Adapun spesies tersebut termasuk dalam famili Chiroteuthid.
Spesies yang ditemukan memiliki ukuran panjang sekitar 70 cm ini memiliki organ yang mampu memancarkan cahaya untuk menakuti mangsanya. Menurut laporan IUCN, spesies tersebut ditemukan di bagian dasar laut yang terjal.
Sejauh ini, telah ditemukan 70 spesies cumi-cumi dalam ekspedisi tersebut. Semua spesies cumi-cumi itu mewakili 20 persen dari spesies cumi-cumi yang ada di dunia.
“Selama 10 hari ini, para ilmuwan bekerja dengan mikroskop untuk mengidentifikasi berbagai jenis ikan, cumi-cumi dan makhluk laut menarik lainnya,” ungkap Alex Rogers, ahli biologi kelautan dari Zoological Society of London.
Carl Gustaf Lundin, Pemimpin IUCN Global Marine Programme, mengatakan bahwa penemuan spesies baru ini tidak hanya akan memuaskan para ilmuwan yang bekerja di lapangan. “Penelitian ini juga berguna bagi pengelolaan ekosistem di Samudra Hindia dan ekosistem laut dalam secara global.”
Penemuan spesies cumi-cumi itu merupakan bagian dari ekspedisi penelitian menggunakan kapal riset yang tahun lalu mengarungi Samudra Hindia untuk mengumpulkan 7.000 sampel makhluk hidup dari kedalaman 1.200 meter.
Spesies yang ditemukan memiliki ukuran panjang sekitar 70 cm ini memiliki organ yang mampu memancarkan cahaya untuk menakuti mangsanya. Menurut laporan IUCN, spesies tersebut ditemukan di bagian dasar laut yang terjal.
Sejauh ini, telah ditemukan 70 spesies cumi-cumi dalam ekspedisi tersebut. Semua spesies cumi-cumi itu mewakili 20 persen dari spesies cumi-cumi yang ada di dunia.
“Selama 10 hari ini, para ilmuwan bekerja dengan mikroskop untuk mengidentifikasi berbagai jenis ikan, cumi-cumi dan makhluk laut menarik lainnya,” ungkap Alex Rogers, ahli biologi kelautan dari Zoological Society of London.
Carl Gustaf Lundin, Pemimpin IUCN Global Marine Programme, mengatakan bahwa penemuan spesies baru ini tidak hanya akan memuaskan para ilmuwan yang bekerja di lapangan. “Penelitian ini juga berguna bagi pengelolaan ekosistem di Samudra Hindia dan ekosistem laut dalam secara global.”
Penemuan spesies cumi-cumi itu merupakan bagian dari ekspedisi penelitian menggunakan kapal riset yang tahun lalu mengarungi Samudra Hindia untuk mengumpulkan 7.000 sampel makhluk hidup dari kedalaman 1.200 meter.
Cumi Cumi Dengan Mata Super Besar
Sebuah bola mata yang lebih besar daripada piring porselen makan malam. Tim ilmuwan kelautan internasional di Selandia Baru menemukannya pada cumi-cumi laut dalam yang sudah langka, Mesonychoteuthis hamiltoni atau yang juga dikenal dengan cumi kolosal. Diameter mata cumi itu terukur sekitar 11 inci, dengan lensanya yang setara dengan buah jeruk. “Ini adalah bola mata terbesar dalam sejarah dan yang pernah dipelajari dalam dunia hewan,” kata Eric Warrant, profesor indra penglihatan khusus hewan invertebrata dari University of Lund, Swedia.
Warrant adalah anggota tim yang meneliti jasad si cumi di Museum Te Papa Tongarewa. Sejak ditemukan terdampar di lepas pantai Laut Ross, Antartika Utara, tahun lalu, spesimen cumi kolosal yang pernah didapat itu memang dibekukan di museum nasional Selandia Baru itu. Panjangnya 26 kaki, berat sekitar lima kuintal, dengan satu dari sepasang bola matanya masih melekat di tempatnya.
Lensa matanya yang superbesar berperan menjaring sebanyak mungkin cahaya di laut dalam dan gelap yang diselaminya. Dengan kemampuannya itu, cumi kolosal masih bisa berburu dengan baik di kedalaman 6.500 kaki. Pemburu yang agresif, begitu jenis cumi ini dikenal.
Warrant adalah anggota tim yang meneliti jasad si cumi di Museum Te Papa Tongarewa. Sejak ditemukan terdampar di lepas pantai Laut Ross, Antartika Utara, tahun lalu, spesimen cumi kolosal yang pernah didapat itu memang dibekukan di museum nasional Selandia Baru itu. Panjangnya 26 kaki, berat sekitar lima kuintal, dengan satu dari sepasang bola matanya masih melekat di tempatnya.
Lensa matanya yang superbesar berperan menjaring sebanyak mungkin cahaya di laut dalam dan gelap yang diselaminya. Dengan kemampuannya itu, cumi kolosal masih bisa berburu dengan baik di kedalaman 6.500 kaki. Pemburu yang agresif, begitu jenis cumi ini dikenal.